Hukum Bacaan Ra Tafkhim dan Ra Tarqiq Beserta Contoh - Dalam beberapa
keadaan huruf ر diucapkan secara tafkhim (tebal), sementara dalam keadaan lain secara tarqiq (tipis). Lalu pada saat kapan huruf ra dibaca tafkhim dan pada saat kapan huruf ra harus dibaca tarqiq? dibawah ini akan kita jelaskan dan beberapa contoh dari ra tafkhim dan tarqiq.
Sebelum memahami ra tafkhim dan tarqiq, sebaiknya pahami apa yang di maksud dengan tafkim dan tarqiq itu sendiri. Silahkan baca Hukum Bacaan Tafkhim dan Tarqiq Lengkap.
Hukum Bacaan Ra Tafkhim dan Ra Tarqiq
- Huruf ر diucapkan secara tebal jika:
1. berbaris
fathah (
َ)
atau dhammah (
ُ),
contohnya:
Surat Al-Insyiqaaq ayat 22 |
2. mati sesudah
bunyi vokal ’a’ baris (
َ)
atau ’u’ baris (
ُ),
contohnya:
Surat Al-Buruuj ayat 21 |
termasuk juga
mati karena membaca waqaf (berhenti), seperti:
Surat Al-Kawtsar ayat 3 |
Surat Al-An‘aam ayat 73 |
3. mati sesudah
bunyi vokal ’i’ baris (ِ )
asli dan berikutnya bertemu huruf Isti‘laa’ berbaris ( َ )atau (sebagian
ahli tajwid memasukkan juga baris ( ِ ), contohnya:
Surat Al-Fajr ayat 14 |
4. mati sesudah
bunyi vokal ’i’ baris ( ِ )
tidak asli, yaitu yang terdapat pada hamzah (ء
) pada kata perintah
atauء washal karena,ء
itu hilang (diabaikan)
pada saat membaca tidak berhenti
melainkan diteruskan (washal). Contoh:
Surat Al-Fajr ayat 28 |
- Huruf رdiucapkan secara tipis jika:
1. berbaris
kasrah (
ِ ),
contohnya:
Surat
Al-Ghaasyiyah ayat 15
|
2. mati sesudah
bunyi vokal ’i’ baris ( ِ )
asli dan berikutnya tidak bertemu huruf Isti‘laa’, contohnya:
Surat Al-Fajr ayat 10 |
Surat Al-An‘aam ayat 18 |
Tip: Untuk
mudahnya ingat saja kasus hurufر
diucapkan secara tipis,
yang selalu berhubungan dengan baris kasrah. Dan untuk kasus ر diucapkan secara berat adalah yang berhubungan dengan baris fathah dan dhommah.
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon